Alam bawah sadar (Inggris: subconscious) adalah suatu bentuk abstrak dari kerja sistem saraf manusia dimana dapat digambarkan juga sebagai suatu medan dimana terdapat semua hal yang diyakini seseorang sebagai suatu kebenaran.
Alam bawah sadar akan merespon berbagai rangsangan yang sinergi dengan kehendak / keinginan dimana hal tersebut kemudian dikembangkan menjadi motivasi untuk melakukan suatu aktifitas. pada perkembangannya alam bawah sadar akan menyikapi setiap perubahan situasi dan kondisi yang dialami oleh seseorang sebagai bentuk aksi spontan (reflek) yang tidak dapat dijelaskan secara Verbal – kecuali alasan/dalih terhadap aksi-reaksi atau sebab-akibat.
Berdasarkan thesis yang dilakukan oleh para Neurologis dan psikoanalisa dunia telah disimpulkan bahwa alam bawah sadar juga merupakan suatu sumber kekuatan yang mampu melipat gandakan potensi yang ada di dalam diri manusia.
MENJADI SEORANG AKTOR YANG HIDUP
Seni Peran (ACTING)
Seni peran adalah seni yang di dalamnya terkandung ilmu pemeranan atau penokohan suatu karakter yang menjadi bagian di dalam suatu rangkaian cerita baik di atas pentas sandiwara maupun media elektronik (film/Tv) dan orang yang mempelajari dan mendalami seni peran disebut aktor.
Seorang aktor memiliki kemampuan untuk melakukan pemeranan (ilmu acting). Dalam lingkup seni peran Acting memiliki pengertian; sebuah aktifitas yang dilakukan oleh seorang actor untuk memenuhi pemeranan yang dibutuhkan dalam sebuag pengadeganan. .
Untuk dapat melakukan akting dengan baik seorang aktor harus memiliki kualitas yang baik menyangkut tuga unsur dasar akting dan menguasai setiap faktor penunjang dalamberakting.
Tiga unsur dasar dalam akting
Cakupan tiga unsur dasar akting adalah; Rasa atau emosi, mentalitas keaktoran dan intelektualitas keaktoran, dimana masing-masing unsur dasar ini merupakan akar dari berbagai bentuk aktifitas akting yang dilakukan seorang aktor.
Bagan dibawah ini adalah penggambaran dari pengaruh yang diberikan ketiga unsur kepada aktifitas akting,
1. Rasa / emosi
Seni membutuhkan rasa yang hadir dari kedalaman pikiran abstrak / jiwa manusia dimana rasa itu akan tertuang dalam suatu hasil karya seni yang dapat dinikmatiorang lain. Seni rupa, seni musik ataupun seni peran, kesemuanya membutuhkan kandungan rasa/emosi.
Rasa merupakan unsur yang paling mendasar bagi setiap manusia, dengan unsur ini jugalah seorang actor mampu memerankan suatu tokoh/karakter secara maksimal.
Rasa membutuhkan kepekaan dan untuk melatih tingkat kepekaan rasa, seorang aktor perlu melakukan beberapa metode latihan kepekaan diantaranya adalah; berempati dengan suatu individu atau figur.
Berikut ini adalah tips untuk melatih empati; bacalah suatu artikel berita dalam surat kabar, misalnya berita tentang seorang perempuan yang berhasil melahirkan anak kembar empat tanpa melalui proses operasi Caesar, cobalah rasakan perasaan yang dimiliki oleh wanita yang baru melahirkan bayi kembar empat tersebut, atau cobalah merasakan bagaimana perasaan sang suami saat melihat istri dan keempat anak kembarnya dalam keadaan sehat atau mungkin perasaan lega dan gembira salah seorang dokter yang terlibat dalam proses persalinan tersebut.
2. Mentalitas keaktoran
Mentalitas erat kaitannya dengan kondisi kesehatan dan kestabilan kejiwaan. Tanpa mental yang baik seseorang akan sulit melewati berbagai rintangan dalam perjalanannya mencapai tujuan di dalam hidupnya.
Seorang aktor membutuhkan mentalitas yang baik untuk melampaui titik jenuh ketika melewati proses pembentukan karakter personal, memerankan tokoh dalam cerita, menjaga kestabilan emosi dan lain sebagainya.
Untuk memiliki mentalitas keaktoran yang baik seorang aktor dituntut untuk tekun dalam melewati berbagai proses pembentukan mentalitas keaktorannya, misalnuya; mengikuti latihan akting, bersosialisasi dalam lingkup komunitas seni peran, mengambil peranan dalam suatu pertunjukan ataupun produksi film/tv dan lain sebagainya.
Bagi seorang aktor film, mengikuti prosedur casting peran pun merupakan bagian dari proses dalam meningkatkan mentalitas keaktorannya.
3. Intelektualitas keaktoran
Intelektualitas sangat menunjang seorang aktor dalam mempelajari suatu karakter yang akan diperankan. Untuk itu seorang aktor dituntut memiliki ilmu pengetahuan yang baik dan wawasan pemikiran yang luas, adapun wawasan yang dimaksud disini adalah wawasan keaktoran.
Pengertian lain dari aktor adalah orang yang membawakan sebuah gagasan dimana seorang aktor akan bertanggung jawab secara langsung atas suatu penokohan karakter yang diperankannya. karena itu seorang aktor harus paham dan sadar gagasan seperti apa yang ditawarkan kepadanya.
Intelektualitas keaktoran dapat ditingkatkan dengan beberapa cara di antaranya dengan intensitas dalam melakukan pengamatan (Observasi) terhadap suatu hal, membaca, menyimak suatu topik yang membangun, melakukan diskusi dua arah atau berkelompok dan aktifitas lainnya yang bersifat informatif.
Faktor penunjang dalam berakting
Yang dimaksud dengan faktor penunjang dalam akting adalah kemampuan yang paling mendasar yang dimiliki oleh aktor untuk melakukan suatu akting.
Ada Lima faktor penunjang dalam berakting yang harus dikuasai oleh seorang aktor, dimana keliamanya merupakan rangkaian yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Kelima fator penunjang itu adalah;
1. Dialog
Pengertian dialog adalah kemampuan seseorang dalam berbicara, hal ini ditunjang oleh syaraf alam bawah sadar motorik dan Sistem bahasa (Verbal), Telinga, pita suara, Lidah, bibir dan lain-lain. Adapun bentuk yang dihasilkan dari faktor ini adalah Intonasi, Tempo dan Ritme.
2. Gestur (sikap, karaker dasar)
Struktur yang dimiliki seseorang dalam tampilan fisik, mencakup bentuk (pose) dan gerak tubuh. Selain memberikan ciri tertentu pada suatu tokoh, Gestur mampu memaksimalkan muatan rasa dari tokoh yang diperankan,
3. Mimik (karakter dasar)
Struktur gerak dan bentuk pada wajah yang mampu menunjang prnyampain atau informasi rasa sebuah tokoh.
Dialog, gestur dan mimik merupakan satu rangkaian yang utuh dari pembentukan ciri suatu karakter. Dimana seorang aktor harus mampu memainkankan ketiga hal ini sesuai dengan rancangan dan format karakter yang telah ditetapkan oleh seorang pembuat cerita.
4. Stamina fisik
Faktor stamina fisik seorang aktor sangat erat kaitannya dengan kemampuan penalaran, daya konsentrasi dan daya tahan tubuh, oleh karena itu stamina fisik yang baik sangta mutlak diubtuhkan seorang aktor dalam beakting
5. Keahlian/kemampuan khusus
Faktor lain yang juga perlu dimiliki oleh seorang aktor adalah suatu bentuk keahlian atau kemampuan khusus yang mana akan berdampak cukup besar dalam menunjang aktifitas berakting.
adapun bentuk-bentuk keahlian khusus yang dimaksud adalah menari, bernyanyi, pidato, presentasi, bermain musik, seni beladiri dan lain sebaginya.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kelima faktor penunjang tersebut, walaupum pada kenyataannya ada sebagian manusia yang tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan fisik, tinggal bagiamana manusia yang bersangkutan menyikapi keadaan tersebut.
Seorang aktor profesional mutlak memiliki dan memaksimalkan kelima faktor penunjang dalam berakting, untuk itu diperlukan adanya metode latihan guna meningkatkan dan menjaga kualitas dari setiap faktor penunjang tersebut.
Berikut adalah beberapa pola dan metode latihan untuk menunjang Tiga unsur dasar dan Lima faktor penunjang dalam berakting.
1. Meditasi
Meditasi adalah suatu aktifitas yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai suatu tahap atau kondisi yang disebut hening.
Aktifitas meditasi sangat perlu dilakukan oleh setiap manusia yang memberdayakan potensi bathiniah di dalam dirinya, salah satunya adalah mereka yang berprofesi sebagai aktor.
Dengan meditasi seorang aktor mampu menggali potensi rasa dan spiritualitas yang terkandung di dalam diri mereka dimana kedua hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam profesionalitas keaktorannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan mediyasi;
- Sediakan waktu yang bebas utnuk dapat melakukan meditasi dengan tenang
- Lakukanlah gerakan senam ringan dengan beberapa gerakan peregangan (stretching)
- Kondisikan suatu keadaan yang stabil, nyaman dan tanpa tekanan.
- Duduklah bersila dengan posisi badan tegak lurus dan kepala menghadap lurus ke depan dan kedua tangan diletakkan diatas lututdengan posisi telapak tangan terbuka menghadap keatas
- Bernapaslah secara alami, rasakanlah setiap tarikan dan hembusan napas dari lubang hidung sehingga dengan demikian secara otomatis pikiran akan tetap terarah pada suatu titik fokus (konsentrasi)
- Meditasi dapat dilakukan selama antara 15 – 30 menit
Berikut ini adalah posisi atau sikap tubuh saat melakukan meditasi,
ada berbagai pola dan metode terapan dalam meditasi hal tersebut akan bergantung pada alasan dari maksud dan tujuan seseorang dalam melakukan meditasi.
Di dalam bidang seni peran, seorang aktor memerlukan meditasi untuk menggali dan mendalami potensi yang berhubungan dengan berbagai bentuk perasaan di dalam dirinya.
Perhatikan pola mekanisme pemeranan berikut ini.
Penjelasan gambar 3
Tokoh yang diperankan oleh seorang aktor selalu berhubungan dengan karakter yang mendasari watak/sifat dan perasaan kepada sebuah tindakan,
Meditasi dasar (Kesadaran)
Manfaat dari mediyasi kesadaran adalah meningkatkan daya konsentrasi dan kemampuan mengendalikan diri.
Pertama-tama duduklah dalam sikap meditasi. Dengan posisi kepala menghadap lurus ke depan gerakan bola mata secara perlahan untuk perhatiikan keadaan sekeliling, sadari dan rasakan saat bola mata bergerak ke kiri, ke kanan, keatas dan ke bawah.
Secara perlahan tutuplah kelopak mata hingga terpejam. Sadari juga gerakan kelopak mata saat akan menutup.
Setelah itu dengan perlahan dan sadar hiruplah napas dalam-dalam, rasakanlah udara yang masuk dari lubang hidung ke dalam tubuh setelah itu hembuskan, lakukan juga secara perlahan, lakukan napas panjang ini beberapa kali kemudian bernapaslah sacara wajar dan alami dengan tetap menyadari dan memperhatikan saat menarik dan membuang napas.
Akan besar kemungkinan pikiran kita – secara otomatis mulai memikirkan hal-hal lain apabila kita melepaskan perhatian terhadap napas kita, bila hal itu terjadi segeralah kembali merasakan napas seperti sebelumnya, dapat pula dengan melakuakn beberapa kali tarikan napas panjang seprti di awal,
Meditasi kesadaran ini dapat dilakukan selama 10 sampai 15 menit dan bagi yang belum pernah melakukan meditasi, disaranakn untuk melakukan meditasi kesadaran ini setiap sore atau malam hari selama tujuh haru berturut turut.
Selain meditasi kesadaran masih ada beberapa pola meditasi lanjutan untuk membantu meningkatkan kemampuan saraf yang sinergi dengan kegiatan berakting, tapi kita akan pelajari meditasi lanjutan tersebut kemudian,
Melatih Faktor penunjang dalam beraking
Sepert yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa ada Lima faktor penunjang dalam beakting; Dialog, Mimik, Gestur, Stamina dan keahlian khusus.
Sebelum kita memulai melatih kelima faktor penunjang ini, kita perlu memahami mekanisme dan pengaruh yang ditimbulkannya bagi aktifitas berakting.
Perhatikan gambar bagan dibawah ini,
Faktor penunjang dalam berakting dibagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah faktor penunjang utama yaitu dialog, Mimik dan Gestur, sedangkan yang kedua adalah faktor penuinjang Sekunder, yaitu stamina dan Keahlian khusus.
Disebut Faktor penunjang utama adalah karena faktor ini merupakan satu kesatuan yang utuh dalam berakting. sedangkan faktor penunjang sekunder lebih bersifat pelengkap meskipun tetap menjadi bagian dari kelima faktor penunjang dalam berakting.
Latihan Dialog
Kemampuan seseorang dalam berdialog sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf alam bawah sadar, adapun anggota tubuh yang menjadi medianya adalah Mulut (Lidah, Gigi, Bibir), Telinga dan tenggorokan sedangkan organ tubuh yang menunjang adalah; Otak kecil, Otak besar, Pita suara, Kelenjar air liur, jantung, Paru-paru, salura pernapasan dan gendang telinga.
Untuk meningkatkan kualitas media dialog diperlukan beberapa metode latihan diantaranya;
- Latihan pengucapan huruf vocal dan huruf konsunan
Yaitu Latihan mengucapkan huruf vocal dengan metode pengucapan vocal yang dimaksimalkan dengan bentuk bibir. Misalnya;
Mengucapkan huruf A dengan membuka rongga mulut selebar-lebarnya atau mengucapkan vocal U dengan meruncingkan bentuk bibir seperti mengecup/mencium
- Latihan keseimbangan dan harmonisasi pengucapan kalimat
Yaitu latihan mengucapkan kalimat dengan memaksimalkan tekanan dan meminimalisir efek ganda pada pengucapan kalimat
Ada tiga latihan yang paling mendasar untuk menguatka dialog, yaitu; latihan pernapasan, latihan olah Vocal dan latihan fleksibelitas dan getaran verbal.